Halo sahabat latiseducation!
Dalam bahasa Inggris, terdapat dua jenis kalimat utama yang sering digunakan, yaitu kalimat aktif (active voice) dan kalimat pasif (passive voice). Meskipun kalimat aktif lebih umum, kalimat pasif memiliki peran penting dalam komunikasi, terutama ketika fokus lebih pada tindakan atau objek daripada subjek yang melakukan tindakan tersebut.
baca juga: bimbel utbk
Apa itu Passive Voice?
Sumber: Freepik
Kalimat pasif (passive voice) adalah struktur kalimat di mana objek dari kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif. Dalam kalimat ini, subjek kalimat tidak terlalu ditekankan, atau bahkan bisa dihilangkan, dan fokus utama diberikan pada objek yang mengalami tindakan.
baca juga: bimbel snbt
Rumusan Umum Passive Voice
Sumber: Freepik
Untuk membentuk passive voice, kita memerlukan bantuan dari verb to be yang disesuaikan dengan tense kalimat dan past participle (V3) dari kata kerja utama.
Struktur umum:
Subject (S) + verb to be + past participle (V3) + (oleh) + Agent (pelaku aksi)
Kalimat aktif: The teacher teaches the students.
Kalimat pasif: The students are taught by the teacher.
baca juga: harga les privat
Passive Voice Berdasarkan Tenses
Sumber: Freepik
Berikut adalah rumus passive voice berdasarkan tenses yang berbeda:
a. Present Simple Tense
Rumus: Subject + am/is/are + past participle
Contoh:Active: She writes a letter.
Passive: A letter is written by her.
b. Present Continuous Tense
Rumus: Subject + am/is/are + being + past participle
Contoh:Active: They are building a house.
Passive: A house is being built by them.
c. Present Perfect Tense
Rumus: Subject + has/have + been + past participle
Contoh:Active: She has finished the homework.
Passive: The homework has been finished by her.
d. Past Simple Tense
Rumus: Subject + was/were + past participle
Contoh:Active: They painted the wall.
Passive: The wall was painted by them.
e. Past Continuous Tense
Rumus: Subject + was/were + being + past participle
Contoh:Active: She was cleaning the room.
Passive: The room was being cleaned by her.
Struktur Kalimat Pasif
Sumber: Freepik
Untuk membentuk kalimat pasif, kita perlu mengikuti struktur tertentu. Berikut adalah rumus umum untuk kalimat pasif:
Subject + to be (is/are/am/was/were) + past participle (verb 3) + by + agent (optional)
Kapan Menggunakan Passive Voice?
Penggunaan passive voice sangat bergantung pada konteks dan tujuan penulisan. Berikut adalah beberapa situasi di mana passive voice sering digunakan:
1. Fokus pada Penerima Tindakan
Jika Anda ingin menekankan siapa atau apa yang menerima aksi, bukan siapa yang melakukannya, maka passive voice adalah pilihan yang tepat. Misalnya, dalam laporan atau berita, sering kali lebih penting untuk fokus pada objek atau penerima tindakan daripada pelaku. Contoh:
Active Voice: "The company launched a new product."
Passive Voice: "A new product was launched by the company."
Dalam kalimat pasif, fokusnya beralih pada "new product" (produk baru), yang menjadi pusat perhatian.
2. Ketika Pelaku Tindakan Tidak Diketahui atau Tidak Penting
Kadang-kadang, pelaku tindakan tidak diketahui, tidak relevan, atau tidak perlu disebutkan. Dalam kasus ini, passive voice sangat berguna karena tidak perlu menyebutkan siapa yang melakukan aksi. Contoh:
Active Voice: "Someone stole my wallet."
Passive Voice: "My wallet was stolen."
Kalimat pasif ini menghindari fokus pada "someone" (seseorang) yang tidak diketahui, dan lebih mengutamakan pada dompet yang hilang.
3. Dalam Situasi Formal atau Akademik
Passive voice sering digunakan dalam tulisan akademik, ilmiah, dan laporan formal karena memberi kesan objektivitas dan kesan bahwa penelitian atau fakta yang lebih penting daripada individu yang melakukan tindakan. Ini membantu menjaga nada tulisan tetap formal. Contoh:
Active Voice: "The researchers conducted an experiment."
Passive Voice: "An experiment was conducted by the researchers."
Di sini, kalimat pasif menunjukkan hasil penelitian, bukan siapa yang melakukannya.
4. Untuk Menciptakan Suasana yang Lebih Netral
Passive voice membantu untuk menghindari penekanan pada pelaku dan menciptakan suasana yang lebih netral, yang sering kali diperlukan dalam laporan berita atau situasi yang melibatkan fakta tanpa interpretasi atau penilaian. Contoh:
Active Voice: "The government imposed new taxes."
Passive Voice: "New taxes were imposed."
Kalimat pasif ini menghindari penekanan pada siapa yang bertanggung jawab dan hanya menyampaikan fakta bahwa pajak baru diberlakukan.
5. Ketika Kalimat Terlalu Panjang atau Rumit
Pada beberapa kesempatan, penggunaan passive voice bisa membuat kalimat menjadi lebih ringkas dan mudah dibaca. Hal ini sering terlihat dalam laporan atau tulisan teknis yang membutuhkan kejelasan dan konsistensi. Contoh:
Active Voice: "The engineer explains the process to the workers in a detailed manner."
Passive Voice: "The process is explained to the workers in a detailed manner."
Kalimat pasif terdengar lebih singkat dan langsung.
6. Dalam Instruksi atau Petunjuk
Passive voice sering digunakan dalam manual instruksi, petunjuk penggunaan, atau panduan untuk memberikan langkah-langkah secara jelas tanpa penekanan pada siapa yang melakukannya. Contoh:
Active Voice: "You should apply the cream after washing your face."
Passive Voice: "The cream should be applied after washing your face."
Penggunaan passive voice di sini memfokuskan pada tindakan yang perlu dilakukan tanpa perlu menekankan siapa yang harus melakukannya.
baca juga: Les Privat Calistung
Kelebihan Passive Voice
1. Menghindari Penyebutan Subjek yang Tidak Diperlukan
Kadang-kadang, subjek dalam kalimat aktif tidak diperlukan atau tidak relevan untuk disebutkan. Passive voice memungkinkan kita untuk menghindari penyebutan subjek yang tidak penting. Misalnya:
"The report was submitted on time." (Tanpa perlu menyebutkan siapa yang mengirimkan laporan tersebut)
2. Menjaga Kesan Objektif
Dalam banyak konteks formal atau akademik, menggunakan passive voice dapat memberikan kesan yang lebih objektif dan profesional. Misalnya, dalam laporan penelitian atau artikel ilmiah, di mana penekanan lebih pada temuan atau hasil daripada pada siapa yang melakukannya:
"The theory was tested extensively."
3. Penting untuk Menjaga Gaya Bahasa
Terkadang, passive voice digunakan untuk tujuan gaya dalam menulis. Misalnya, dalam penulisan sastra atau prosa, passive voice dapat membantu menciptakan ritme atau memberikan nuansa tertentu pada teks:
"The door was slowly closed by her."
Kekurangan Passive Voice
1.Terlalu Formal
Penggunaan passive voice dalam percakapan sehari-hari atau dalam tulisan yang lebih santai dapat terdengar terlalu formal atau kaku. Dalam banyak kasus, kalimat aktif lebih natural dan mudah dipahami.
2. Penggunaan Berlebihan Bisa Menurunkan Kualitas Teks
Meskipun passive voice berguna dalam beberapa konteks, penggunaan yang berlebihan bisa membuat tulisan terdengar monoton atau membosankan. Terlalu banyak kalimat pasif bisa mengurangi dinamika dan membuat tulisan terasa kurang hidup. Misalnya, dalam laporan atau artikel yang penuh dengan kalimat pasif, pembaca bisa kehilangan minat.
baca juga: Les Privat Calistung
Segera cek sosial media kami di Instagram Bimbel UTBK SNBT SIMAK UI - Latis Education, line telepon (021) 77844897 atau kamu juga bisa menghubungi kami melalui 085810779967 . Atau klik www.latiseducation.com untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Referensi:
1. Tribunnews.com
2. Mediaindonesia.com