Dinamika Litosfer| Geografi Kelas X - Latiseducation

Dinamika Litosfer| Geografi Kelas X

Konsep Pelajaran 17.1K views

Pada pembahasan kali ini, kita akan belajar tentang dinamika litosfer seperti pengertian litosfer, batuan, dan mineral.

Dinamika Litosfer

Sahabat Latis, mungkin kita sering melihat fenomena-fenomena yang terjadi di alam karena pengaruh aktivitas bumi, seperti salah satunya adalah gunung meletus. Peristiwa tersebut menyebabkan keluarnya lahar atau pun lava ke permukaan bumi.

Peristiwa ini pun membawa pengaruh terhadap permukaan bumi itu sendiri. Pada akhirnya, kita akan menjumpai jenis batuan yang beragam. Itulah yang disebut dengan fenomena litosfer atau fenomena yang terjadi di permukaan bumi.

Lalu, apa yang dimaksud dengan dinamika litosfer? Untuk mendapatkan jawabannya, ayo tetap scrolling halaman di bawah ini ya…

Dinamika Litosfer

A. Pengertian Dinamika Litosfer

Litosfer terdiri dari dua kata yaitu “lithos” yang berarti batu dan “sfer” yang berarti lapisan. Secara istilah, litosfer merupakan lapisan bumi yang paling luar luas dan tipis sederhananya litosfer disebut sebagai kerak bumi. Litosfer memiliki ketebalan 30 kilometer hingga 70 kilometer. Unsur yang terkandung dalam litosfer adalah aluminium, silisium, dan oksigen. Holmes membagi litosfer ke dalam tiga bagian yaitu bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah.

1. Bagian Atas

Bagian Atas memiliki ketebalan 15 kilometer dengan berat jenis 2,7 dan bertipe magma granit.

2. Bagian Tengah

Bagian Tengah memiliki ketebalan hingga 25 kilometer dengan berat jenis 3,5 dan bertipe magma basah.

3. Bagian Bawah

Bagian Bawah memiliki ketebalan 20 kilometer dengan berat jenis 3,5 bertipe magma eklogit dan magma peridotite.

Berdasarkan materi penyusunnya, litosfer terbagi atas dua lapisan yaitu lapisan silisium magnesium (sima) dan silisium aluminium (sial).

• Silisium magnesium merupakan lapisan litosfer yang terdiri atas logam silisium dan magnesium. Memiliki berat jenis yang besar karena mengandung batuan basal dan mineral ferromagnesium.

• Silisium aluminium merupakan lapisan litosfer yang mengandung silisium dan aluminium.

Dinamika Litosfer

B. Batuan

Batuan merupakan penyusunan bumi yang bersifat alamiah. Terdapat tiga jenis batuan yang ada di permukaan bumi yaitu batuan beku (igneus rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks), dan batuan malihan (metamorphic rocks).

1. Batuan Beku (Igneus Rocks)

Batuan beku terbagi atas tiga jenis yaitu batuan beku dalam (plutonik), batuan beku korok (hypabisal), dan batuan beku luar (vulkanik).

• Plutonik (batuan beku dalam) mengalami penurunan suhu dan prosesnya terjadi di dalam magma. Plutonik mempunyai struktur seperti kristal atau holokristalin dan terlihat jelas tanpa harus menggunakan alat bantu. Beberapa contoh batuan plutonik adalah diorite, peridotite, granit, dan gabro.

• Hypabisal (batuan beku korok) terbentuk pada rekanan atau celah kerak bumi. Batuan ini memiliki struktur yang beragam karena adanya pengaruh suhu. Ada yang berbentuk kristal porfir, butiran, hingga matriks. Beberapa jenis batuan hypabisal adalah ryolit porfir, basalt porfir, dan andesit porfir.

• Vulkanik (batuan beku luar) merupakan jenis batuan yang mana proses pembentukannya tergolong sangat cepat. Berbentuk tidak teratur dan terlihat seperti plastik, kaca, atau karet. Beberapa contoh batuan beku luar adalah scoria, batuapung, obsidian, basalt, dan andesit.

2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)

Batuan sedimen atau sedimentary rocks merupakan batuan yang terbentuk karena pengikisan batuan sebelumnya. Ciri utama batuan sedimen ialah berstruktur berlapis-lapis.

Berdasarkan pembentukannya, batuan sedimen dikelompokkan atas batuan sedimen klastik, kimiawi, dan organik.

• Batuan Sedimen Klastik; proses terbentuknya jenis batuan yang satu ini terjadi karena penghancuran mekanik dan pengendapan. Contoh batuan sedimen klastik diantaranya adalah batu konglomerat, batu pasir, dan breksi.

• Batuan Sedimen Kimiawi; terbentuk karena pengendapan yang berlangsung secara kimiawi. Contohnya adalah batuan evaporit, gamping, dan chert.

• Batuan Sedimen Organik; terbentuk karena aktivitas organisme, contohnya batu koral, fosfat, dan batu bara.

3. Batuan Malihan (Metamorphic Rocks)

Batuan malihan atau Metamorphic Rocks merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamorfosa. Frey dan Bucher mengelompokkan proses terbentuknya batuan ini menjadi dua kelompok yaitu metamorfosa lokal dan regional.

Metamorfosa Lokal

Metamorfosa lokal terjadi pada daerah yang sempit atau sekitar beberapa meter persegi.

Proses terbentuknya batuan secara metamorfosa lokal terbagi atas metamorfosa termal, kontak dinamik, pirometamorfosa, metasomatisme, metamorfosa impact, dan metamorfosa retrograde.

• Metamorfosa Thermal; terbentuk karena kenaikan suhu panas di daerah tertentu, contohnya adalah hornfels (non-schistose)

• Metamorfosa Dinamik; terbentuk karena tekanan mekanis, contohnya adalah milonit, fault gauge, dan fault breccia.

• Pirometamorfosa; terbentuk karena suhu panas yang ekstrim, contohnya batuan basalt.

• Metasomatisme; terjadi karena resapan gas dan cairan yang panas.

• Metamorfosa Impact; terjadi karena tabrakan meteorit panas bumi dan reaksi mineral.

• Metamorfosa Retrograde; terbentuk karena penurunan suhu atau suhu yang tidak stabil.

Metamorfosa Regional

Metamorfosa regional atau dinamothermal adalah proses terbentuknya batuan yang terjadi di wilayah yang luas.

Proses ini dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu metamorfosa orogenic, burial, dan samudra.

• Metamorfosa Orogenik; terjadi pada daerah lipatan atau patahan yang mengakibatkan rekristalisasi.

• Metamorfosa Burial; terjadi karena kenaikan temperatur dan tekanan di daerah geosinklin sehingga mengakibatkan reaksi fluida dan mineral.

• Metamorfosa Samudra; terbentuk karena adanya perubahan di area samudra yang merupakan akibat dari reaksi kimia air laut dengan batuan itu sendiri.

Baca juga: https://www.latisprivat.com/

C. Mineral

Menurut mineralogi, mineral bersifat anorganik dan alamiah yang berbentuk kristal. Berdasarkan analisis kimia yang telah dilakukan para peniliti tentang batuan, terdapat delapan unsur yang menyusun litosfer. Unsur-unsur tersebut membentuk mineral utama yang tersusun atas oksigen, kalsium, silikat, natrium, aluminium, besi, magnesium, dan kalium. 

Mineral yang menyusun batuan dikelompokkan atas tiga jenis yaitu mineral utama, sekunder, dan tambahan.

1. Mineral Utama

Mineral utama terdiri atas Felspar, Plagioklas, Ortoklas, Mika, Muskovit, Biotit, Amfibol, Horenblenda, Piroksen, Augit, Olivin, dan Kuarsa.

• Feldspar; berwarna keputihan dengan rumus umum MAI (Al Si)3O8, M= K, Na, Ca, Ba, Rb, Sr, Fe.

• Plagioklas; berwarna kehijauan, kebiruan, atau putih keabu-abuan dengan rumus umum (Na, Ca) Al (Si, Al)) Si2O8.

• Ortoklas; merupakan kumpulan feldspar yang berwarna kemerahan, putih kekuning-kuningan, atau keabu-abuan.

• Mika; berwarna hitam, kuning kehijauan, perak, putih, hingga tidak berwarna dengan rumus umum (K, Na, Ca) (Mg, Fe, Li, Al)2-3(Al, Si)4O10 (OH F)2.

• Muskovit; merupakan mineral yang terbentuk dari sekumpulan mika dengan rumus umum KAl2 (OH)2 AlSi3 O10).

• Biotit; Berwarna hitam, hijau tua, atau cokelat dengan rumus umum K2(Mg, Fe)2(OH)2(AlSi3O10).

• Amfibol; penyusun batuan berwarna gelap dengan rumus umum A2-3B5(Si, Al)8O22(OH)2A = Mg, Fe+2, Ca atau NaB + Mg, Fe+2, Al atau Fe+3.

• Horenblenda; bagian mineral penting yang tersusun atas kumpulan amfibol.

• Piroksen; kumpulan mineral berwarna gelap dengan rumus umum ABSi2O6 → A = Ca, Na, Mg atau Fe-2 B = Mg, Fe+3, Al.

• Augit; merupakan kumpulan mineral piroksen yang berwarna hitam hingga kehijauan.

• Olivin; mineral pembentuk batuan ultra basa, beku basa, batuan beku berkadar silikat rendah dengan rumus umum (Mg, Fe)2SiO4.

• Kuarsa; batuan yang tidak berwarna dan bersifat multifungsi. Biasanya orang-orang menggunakan batu kuarsa dalam memproduksi barang-barang berbahan dasar kaca.

2. Mineral Sekunder

Mineral sekunder terbentuk karena proses pelapukan, metamorphosis, dan sirkulasi larutan. Contohnya adalah klorit.

3. Mineral Tambahan

Mineral tambahan terbentuk karena kristalisasi magma dan membentuk granit atau batuan asam.

 

Gimana Sahabat Latis, udah mulai paham kan dengan materi Dinamika Litosfer?

Supaya kamu makin paham dengan materi lainnya, bisa jawab PR dan tugas di sekolah dengan mudah dan prestasi kamu meningkat tajam, kamu bisa coba ikutan les privat Latiseducation lho!

Gurunya berprestasi dan biayanya juga hemat. Bisa online dan tatap muka juga. Fleksibel kan? Untuk info lebih lanjut, kamu bisa hubungi Latiseducation di line chat 085810779967.

Sampai ketemu di kelas!

les privat

Referensi: Buku Materi Ajar Kemendikbud Geografi Kelas X



Beri Komentar

wa