Pernahkah kamu terbujuk atau membujuk orang untuk berbuat sesuatu? Nah, itu artinya kamu sudah cukup akrab dengan hal-hal yang persuasif. Itu berarti pula teks persuasi bukan lagi hal yang asing bagi kehidupan kamu seharihari. Bahkan, kemampuan untuk bisa memengaruhi orang (berpersuasi) sangat penting kamu kuasai, misalnya dalam kegiatan berbicara di depan umum.
A. Konsep Teks Persuasi
Teks persuasi adalah jenis paragraf yang bersifat mengajak, menghimbau, dan mempengaruhi dengan mencantumkan fakta, bukti, dan kalimat ajakan.
Teks persuasi bertujuan agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi ajakan dari ide tersebut.
Perhatikanlah teks berikut!
“Terus terang, saya merindukan teenlit yang berani jujur, wajar, dan otentik. Sebuah tontonan yang mengekspresikan kemiskinan dengan kemiskinan, kelas menengah secara menengah, orang kaya sebagai orang kaya, pelajar sebagai pelajar, dan remaja sebagai remaja. "Kartini-Kartini" di SMA bukan lagi mereka yang hanya sibuk dengan penampilan, pamer barang mewah, menguber kekasih, hingga lupa pada semangat keindonesiaan dan upaya mengejar kepintaran seperti telah ditunjukkan R.A. Kartini. Untunglah, Kartini yang terkenal dengan semangat patriotiknya, tak sempat menyaksikan teenlit. Saya tak tega menyaksikan air matanya menitik.”
Secara tidak langsung, teks tersebut menyampaikan ajakan kepada pembaca. Ajakan ditujukan kepada pelaku-pelaku dunia perflman untuk membuat tontonan (sinetron) teenlit yang jujur, wajar, dan otentik. Penulis juga berharap agar tontonan-tontonan itu tidak melupakan semangat keindonesiaan dan dapat mengejar kepintaran sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh R.A. Kartini.
Dengan karakteristik tersebut, teks di atas digolongkan ke dalam teks persuasif. Teks tersebut berisi ajakan atau bujukan. Pernyataan-pernyataan di dalam teks tersebut mendorong seseorang untuk mengikuti harapan atau keinginan-keinginan penulis. Sebagai tulisan yang bersifat ajakan, pernyataanpernyataan di dalam teks tersebut cenderung "mempromosikan" sesuatu yang diperlukan pembaca.
B. Ciri-ciri Teks Persuasi
Di dalam penjelasan sebelumnya kamu telah mengetahui bahwa teks persuasi ditandai oleh kehadiran ajakan. Adapun yang dimaksud dengan ajakan adalah kata-kata atau perbuatan untuk mengajak; undangan. Ajakan dapat pula berarti anjuran, imbauan, dan sebagainya (untuk melakukan sesuatu). Seperti di dalam cuplikan-cuplikan di atas bahwa suatu ajakan ditandai dengan kata-kata harus, hendaknya, sebaiknya, usahakanlah, jangan, hindarilah, dan sejenisnya. Di samping itu, tidak sedikit pula teks persuasi yang menyampaikan ajakannya itu secara tersirat. Hal itu seperti yang tampak pada cuplikan teks di awal-awal bab ini. Walaupun tidak dinyatakan secara langsung, pembaca tetap akan memahami bahwa teks itu berisi suatu ajakan atau bujukan agar pembacanya itu berbuat sesuatu sesuai dengan harapan penulisnya. Teks persuasi dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri berikut:
1. Paragraf ini disertai alasan yang kuat, fakta, dan bukti untuk memperkuat bujukan.
2. Memiliki kalimat yang bersifat mengajak pembacanya untuk melakukan apa yang sudah dituliskan dalam paragraf.
3. Terdapat kata-kata seperti ayo, marilah, sebaiknya, dan lain sebagainya untuk mempengaruhi pembaca.
4. Paragraf persuasi umumnya akan menghindari kemungkinan adanya konflik agar pembacanya merasa dimanjakan.
C. Simpulan Isi Teks Persuasi
Simpulan adalah rumusan akhir tentang sesuatu (misalnya, teks). Simpulan disusun berdasarkan pemahaman atau penalaran kita terhadap keseluruhan isi teks itu. Karena isi teks persuasi berkenaan dengan ajakan, kesimpulan untuk tersebut tidak jauh dari jawaban atas pertanyaan "Mengajak apa teks persuasi itu?"
Sebagai contoh, perhatikan kembali cuplikan teks berikut!
“Menurut para ahli kesehatan, hal umum yang menyebabkan orang mengalami gangguan pencernaan, antara lain, pola makan tidak teratur dan sering terlambat makan. Mereka pun kurang mengonsumsi sayur dan buah; juga kurang memperhatikan gizi makanan. Salah satu upaya menjaga saluran pencernaan agar tetap sehat, makanlah dengan pola makan sehat dan seimbang.”
Teks tersebut berisi bujukan kepada para pembaca untuk membiasakan pola makan sehat dan seimbang. Kita bisa membuat simpulan tentang cuplikan teks tersebut yakni bahwa agar kita tidak mengalami gangguan pencernaan, kita harus makan dengan pola makan sehat dan seimbang.
D. Langkah-Langkah Penyimpulan Teks Persuasi
Pada penjelasan sebelumnya, kamu telah mengetahui cara merumuskan simpulan untuk beberapa teks persuasi. Adapun langkah-langkah sistematis untuk merumuskan simpulan seperti itu sebagai berikut:
1. Membaca keseluruhan isi teks.
2. Mencatat bagian-bagian penting dari isi teks itu.
3. Memahami hubungan logis antarbagian penting teks itu.
4. Merumuskan simpulan isi teks secara ringkas dan jelas.
E. Struktur Teks Persuasi
Teks persuasi diawali dengan pengenalan isu, diikuti dengan paparan sejumlah argumen. Setelah itu, dinyatakan ajakan-ajakan, yang diakhiri dengan dengan penegasan kembali.
1. Pengenalan isu, yakni berupa berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.
2. Rangkaian argumen, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumennya itu.
3. Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.
4. Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.
F. Contoh Teks Persuasi
Waspada Bencana Alam di Kawasan Cincin Api
Pengenalan isu
Indonesia terletak di tengah-tengah zamrud khatulistiwa yang memberikan banyak kelebihan. Tanah di sini subur, hampir semua tanaman produktif yang diminati pasar konsumsi dapat tumbuh. Namun, di balik keunggulan itu terdapat risiko yang harus dihadapi jika membicarakan letak geografis kepulauan republik Indonesia.
Wilayah negara kita juga berada di wilayah yang dikenal dengan nama ring of fire atau cincin api. Ring of fire adalah wilayah pusat gempa dan gunung berapi yang melingkari Samudra Pasifik. Ya, Indonesia dilingkari oleh wilayah tersebut. Meski gunung berapi memberikan kita tanah yang subur, risiko bencana alam yang kita hadapi juga lebih besar.
Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi kita semua sebagai masyarakat yang berada di wilayah geografis cincin api ini untuk selalu waspada dan memiliki kesiapan untuk menghadapi berbagai bencana alam yang rentan melanda rumah kita.
Rangkaian Argumen
Pertimbangannya banyak melibatkan berbagai pendapat yang sebetulnya sudah diutarakan oleh berbagai pihak. Baik pihak ahli dari lembaga penelitian dari berbagai universitas maupun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia. Contohnya bagaimana BMKG rutin menggelar forum informasi cuaca iklim dan gempa bumi.
Bahkan, di beberapa daerah yang memang memiliki histori patahan gempa yang cukup berisiko tinggi, mereka akan menyosialisasikan perihal antisipasi gempa dan bencana alam pada warga sekitar yang tinggal di zona rawan. Misalnya, seperti di kawasan Lembang dan Cimahi, Jawa Barat. Di mana di sekitar sana terdapat patahan geser aktif dan berpotensi menghasilkan gempa yang dahsyat.
Pengusaha, perusahaan, dan berbagai lembaga komersial lainnya pun selalu diminta untuk mematuhi protokol keamanan dalam membuka usaha di kawasan dengan risiko bencana. Caranya adalah dengan membangun bangunan anti gempa, memiliki kawasan berkumpul bencana, dan menyediakan berbagai pintu, tangga, dan peralatan antisipasi bencana lainnya.
Pernyataan Ajakan
Rasanya sudah sangat wajar kalau kita harus ikut berperan dalam mengantisipasi menghadapi risiko bencana ini. Pemerintah mungkin sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan kita, tetapi kita juga harus mampu secara mandiri mempersiapkan berbagai hal yang tak terduga.
Siap dan tanggap terhadap bencana alam adalah suatu keharusan bagi kita semua sebagai pengarung cincin api dunia. Kita harus selalu melek akan berbagai informasi dan sosialisasi yang rutin diadakan oleh BMKG, mencoba mengaplikasikan bangunan anti gempa jika mampu, dan memilih kawasan yang cenderung lebih aman dan jauh dari patahan aktif jika memungkinkan.
Penegasan kembali
Sekali lagi, melek terhadap informasi mengenai bencana alam adalah peta kita untuk menjalani penjelajahan cincin api. Selalu bersiap, tanggap, dan cermat terhadap risiko bencana alam adalah satu di antara perlengkapan hidup kita di negeri yang subur, namun tetap menyibak misteri kemarahan alam di dalamnya.a
Referensi:
Kosasih, E. (2017). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Semester I. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.