Sahabat latis, apa yang dimaksud dengan zaman praaksara?
Zaman praaksara merupakan zaman di mana manusia belum mengenal tulisan, bagaimana kehidupan mereka di masa itu, dan tradisi apa saja yang berkembang di zaman praaksara tersebut.
Selain itu, zaman praaksara juga memiliki ciri-ciri seperti masyarakat yang memiliki kemampuan untuk berlayar, bercocok tanam, mocopat, mengenal astronomi, kesenian wayang, gamelan, membatik, dan lainnya.
Mereka juga memiliki cara untuk mewariskan kebudayaannya dengan mengajarkannya kepada keluarga dan masyarakat.
Manusia Indonesia Masa Praaksara
Pada pembelajaran kali ini, Sahabat Latis akan belajar tentang manusia Indonesia masa praaksara yang meliputi periodisasi masyarakat Indonesia masa praaksara, ciri-ciri masyarakat praaksara, dan bagaimana cara masyarakat yang belum mengenal tulisan mewariskan masa lalunya.
A. Periodisasi Masyarakat Indonesia Masa Praaksara
Periodisasi masyarakat Indonesia masa praaksara meliputi pengetahuan tentang tradisi manusia hidup nomaden, kehidupan manusia memasuki tahap hidup setengah berpindah, kehidupan manusia setelah menetap, zaman megalitikum, dan zaman perundagian.
Zaman Paleolitikum (Tradisi Manusia Hidup Nomaden)
Pada masa praaksara atau belum mengenal tulisan, manusia Indonesia hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. Mereka mencari makan dengan mengumpulkan sumber makanan yang mereka temui di gua.
Hasil kebudayaan paleolitikum adalah kapak penetak atau chopper yang ditemukan di Pacitan (Jawa), Lahat (Sumatera), dan Parigi Sulawesi.
Selain itu, ditemukan juga flakes atau benda yang terbuat dari batu dan chalcedon atau batu indah yang berwarna. Kedua benda tersebut merupakan bagian dari Kebudayaan Ngandong.
Zaman Mesolitikum (Kehidupan Manusia Memasuki Tahap Hidup Setengah Berpindah)
Pada zaman ini, manusia Indonesia telah hidup setengah berpindah. Mereka sudah bertempat tinggal di gua dan mengumpulkan makanan di sekitar laut.
Mereka juga menggunakan alat-alat sederhana seperti pipisan, pebble (kapak genggam), dan hache courte (kapak pendek).
Zaman Neolitikum (Kehidupan Manusia setelah Menetap)
Manusia Indonesia di zaman ini sudah tinggal di tempat yang tetap. Mereka mulai berladang untuk memproduksi berbagai jenis tanaman seperti jelai, padi, ubi, dan talas.
Benda peninggalan zaman neolitikum juga terbilang lebih bagus seperti kapak lonjong dan kapak persegi.
Kapak lonjong ditemukan di kepulauan bagian timur Indonesia seperti Sulawesi dan Papua. Sedangkan kapak persegi kebanyakan ditemukan di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Kalimantan.
Zaman Megalitikum
Pada zaman ini, para nenek moyang sudah membuat beragam alat yang lebih kompleks seperti sarkofagus, dolmen, dan menhir.
Sarkofagus atau waruga berbentuk seperti peti. Sedangkan dolmen merupakan benda yang sekilas mirip meja besar yang dulunya digunakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang untuk berdiskusi.
Berbeda halnya dengan menhir yang dapat ditemukan di Sumatera Selatan Kalimantan, dan Sulawesi Tengah. Tugu batu tersebut digunakan sebagai tempat menyembah roh nenek moyang.
Zaman Perundagian
Manusia Indonesia masa praaksara yang telah hidup menetap, mampu membuat alat-alat yang bermanfaat di berbagai bidang seperti nekara, kapak corong, dan arca perunggu.
Mereka juga bisa bercocok tanam, membuat sawah, dan sistem pengairan.
B. Ciri-Ciri Masyarakat Praaksara
Ciri-ciri manusia di masa praaksara adalah memiliki kemampuan berlayar, bercocok tanam, mengenal astronomi, hidup dengan sistem mocopat, kesenian wayang, seni gamelan, seni membatik, penerapan peraturan di masyarakat, sistem perdagangan, dan mulai menganut kepercayaan.
1. Kemampuan Berlayar
Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Mereka datang ke Indonesia menggunakan perahu dan berlayar di lautan Indonesia.
Umumnya, mereka menggunakan perahu lesung, perahu besar bercadik, dan perahu besar tidak bercadik.
2. Bercocok Tanam
Sebenarnya, kemampuan bersawah masyarakat Indonesia masa praaksara sudah ada sejak zaman Neolitikum.
Ini merupakan kegiatan menghasilkan makanan atau food producing yang diawali dari sistem ladang sederhana. Kemampuan mereka tersebut berkembang dari waktu ke waktu hingga mengenal sistem irigasi. Pertanian di masa itu adalah padi, biji-bijian, dan juwawut.
3. Mengenal Astronomi
Astronomi atau ilmu perbintangan sudah dikenal sejak zaman praaksara.
Dalam hal ini, mereka memanfaatkan pengetahuan tentang angin musim untuk aktivitas perdagangan dan pelayaran.
Beberapa petunjuk arah yang mereka gunakan adalah bintang biduk selatan dan bintang pari.
4. Hidup dengan Sistem Mocopat
Sahabat Latis mungkin baru mendengar apa itu sistem mocopat. Ini adalah sistem kepercayaan yang didasari arah mata angin seperti arah timur, selatan, dan utara.
Sehingga muncullah sistem penanggalan dan hari berdasarkan arah mata angin tersebut seperti:
• Arah Barat ditetapkan sebagai Pon yang jatuh pada hari Senin dan Selasa.
• Arah Timur ditetapkan sebagai Legi yang jatuh pada hari Jumat.
• Arah Utara ditetapkan sebagai Wage yang jatuh pada hari Rabu dan Kamis.
• Arah Tengah ditetapkan sebagai Kliwon yang jatuh pada hari Jumat dan Sabtu.
• Arah Selatan ditetapkan sebagai Pahing yang jatuh pada hari Sabtu dan Minggu.
5. Kesenian Wayang
Kesenian wayang merupakan sejarah awal mulanya pemujaan roh nenek moyang berbentuk boneka yang diarahkan oleh dalang.
Dulunya nenek moyang orang Indonesia senang bercocok tanam dan melakukan pemujaan setelah panen.
6. Seni Gamelan
Kesenian gamelan digunakan sebagai iringan pertunjukan wayang. Dulunya masyarakat membuat musik gamelan ketika musim panen tiba.
7. Seni Membatik
seni membatik merupakan seni menggambar pada kain menggunakan canting. Canting tersebut diisi dengan lilin khusus yang dipanaskan.
Manusia Indonesia masa praaksara menjadikan kegiatan membatik sebagai cara untuk mengisi waktu luang.
8. Penerapan Aturan di Masyarakat
Meskipun hidup di masa praaksara, nenek moyang orang Indonesia sudah mengenal sistem pemilihan pemimpin yang bersifat demokratis.
Mereka memilih siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin di antara mereka berdasarkan sifat dan sikapnya.
9. Sistem Perdagangan
Masyarakat kuno mulai menggeluti bidang perdagangan demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu contoh aktivitas tersebut adalah dengan adanya sistem barter atau tukar menukar barang.
10. Kepercayaan Manusia di Zaman Praaksara
Kapan manusia Indonesia masa praaksara mulai mengenal kepercayaan?
Sahabat Latis, manusia di zaman kuno membuat bentuk simbol-simbol sebagai perlindungan diri dari roh jahat.
Mereka mulai percaya akan kehadiran para dewa sebagai pencipta alam ketika memulai kegiatan bercocok tanam. Kepercayaan tersebut disebut sebagai animisme.
C. Cara Masyarakat yang Belum Mengenal Tulisan Mewariskan Masa Lalunya
Bagaimana cara manusia Indonesia masa praaksara mewariskan kebudayaannya? Mereka mewariskan kebudayaan tersebut dengan menceritakan dan mengajarkannya kepada keluarga dan masyarakat.
1. Sistem Keluarga
Cara mewariskan kebudayaan manusia Indonesia masa praaksara adalah dengan mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada keluarga.
Mereka mengajarkan tentang bagaimana cara membuat alat kebudayaan, mengajarkan bahasa, melaksanakan upacara untuk memperingati perayaan tertentu.
2. Sistem Kemasyarakatan
Terdapat beberapa kebudayaan yang berkembang di masyarakat seperti folklor, mitologi, legenda, dongeng, dan upacara.
Folklor
Folklor merupakan cerita rakyat atau adat istiadat yang diwariskan turun temurun secara lisan atau tidak dibukukan. Misalnya puisi rakyat atau teka-teki.
Folklor juga disebut sebagai peninggalan kebudayaan seperti kerajinan tangan, arsitektur rakyat, dan perhiasan tradisional.
Mitologi
Mitologi merupakan cerita rakyat yang menceritakan tentang asal-usul suatu tempat, adat istiadat, dan cerita-cerita gaib.
Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang sering diakui kebenarannya. Legenda terbagi atas empat bagian yaitu legenda keagamaan, legenda kegaiban, legenda perseorangan, dan legenda lokal.
Beberapa contoh legenda yang terkenal yaitu Kisah Para Sunan, Si Manis Jembatan Ancol, Lutung Kasarung, dan Tangkuban Perahu.
Dongeng
Dongeng merupakan cerita rakyat yang diceritakan secara turun temurun berisi tentang petuah dan ajaran moral.
Beberapa contoh dongeng di antaranya adalah Anda-Ande Lumut, Si Kabayan, Jaka Tarub, dan lainnya.
Upacara
Terdapat tiga jenis upacara yang sudah dipraktikkan secara turun-temurun yaitu upacara penguburan, upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku.
Baca juga: supercampalumniui.com
Gimana Sahabat Latis, udah mulai paham kan dengan materi Manusia Indonesia Masa Praaksara?
Supaya kamu makin paham dengan materi lainnya, bisa jawab PR dan tugas di sekolah dengan mudah dan prestasi kamu meningkat tajam, kamu bisa coba ikutan les privat Latiseducation lho!
Gurunya berprestasi dan biayanya juga hemat. Bisa online dan tatap muka juga. Fleksibel kan? Untuk info lebih lanjut, kamu bisa hubungi Latiseducation di line chat 085810779967.
Sampai ketemu di kelas!
Referensi:
Wardaya. 2009. Cakrawala. Jakarta: Widya Duta Grafika.